Strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas
faktor-faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor/variabel utama yang menjadi
penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993).
Faktor Utama
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi :
·
Akumulasi modal, yang meliputi semua
bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik,
dan modal atau sumber daya manusia.
·
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
·
Kemajuan teknologi.
1. Akumulasi
Modal
Akumulasi
modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung
dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku
dalam rangka meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik memungkinkan
akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
Investasi
produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai
investasi penunjang yang disebut investasi “infrastruktur” ekonomi dan sosial.
Contoh: pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih
dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, peningkatan kualitas
SDM, dsb, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan
mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi produktif.
Contoh
investasi yang dilakukan oleh seorang petani sayuran berupa pembelian sebuah
traktor baru pasti dapat meningkatkan produksi sayurannya. Tetapi tanpa
fasilitas transportasi (jalan dan/atau kendaraan) yang memadai guna mengangkut
tambahan produksi tersebut ke pasaran, maka investasi sang petani tersebut
tidak akan banyak menambah produksi pangan nasional
2. Pertumbuhan
Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja
yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan
pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Positif
atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya
tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap
dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan itu
dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau
faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
3. Kemajuan
Teknologi
Kemajuan
teknologi terbagi diantaranya menjadi 5 macam, yaitu :
a)
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress)
b)
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving technological
progress)
c)
Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress)
d)
Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological
progress)
STATEGI
PENDEKATAN KEBUTUHAN POKOK
Sasaran
dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO)
pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin
dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan
sejenisnya.
Melalui
peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip trickle down
effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara keseluruhan
dapat dicapai. Namun karena tidaak bekerjanya trickle down effect, pemerataan
pembangunan menjadi pincang, penganguran yang cukup besar khususnya di sektor
tradisional.
Faktor
yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada
penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya dilandasi keinginan,
berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi.
Sementara itu strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit
mempengaruhi atau memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin
ini.
Strategi
pembangunan, seperti telah diuraikan, ternyata malah menimbulkan
ketidakmerataan, ketimpangan antar daerah, dll. Kebijaksanaan penanaman modal
yang cenderung hanya diarahkan kelokasi tertentu. Biasanya modal yang
ditanamkan tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar
Internasional dan atau kelompok menengah ke atas di dalam negeri.
Dalam
kebijaksanaan ini ternyata bekerjanya prinsip spread effect( bandingkan dengan
prisip trickle down effect) lebih lemah dibandingkan dengan bekerjanya back-wash
effect (Proses mengalirnya dana sumber daya dari daerah terbelakang (desa) ke
daerah maju (kota) ), sehingga strategi penanaman modal itu mengakibatkan makin
miskinnya daerah terbelakang, khususnya pemiskinan sumber dayanya.
Selain
karena kebijaksanaan penanaman modal, ketimpangan antar daerah juga disebabkan
karena potensi daerah yang berbeda-beda. Di daerah Kalimantan misalnya, potensi
hutannya besar sekali dan itu tidak dimiliki Pulau Jawa. Riau memiliki sumber
minyak bumi dan tidak dimiliki NTT. Dengan demikian faktor-faktor yang
mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada
pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang berbeda, kebijaksanaan
penanaman modal yang berat sebelah (urban bias: penanaman modal hanya di sektor
yang sangat menguntungkan, biasanya di daerah perkotaan), dan karena adanya
ketimpangan antar daerah.
Banloche Pundation
di Argantina memperkenalkan pendekatan
“kebutuhan pokok” sebagai salah
satu alternative pelaksanaaan pembangunan.
Pendekatan inI tumbuh karena kebutuhan
akan adanya teori
pembangunan yang baru
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan
dan kesenjaan social pada Negara-negara dunia ketiga. Dalam
pendekatan ini terdapat
proporsi bahwa” kebutuhan
pokok tidak mungkin dapat
dipenuhi jika mereka
masih berada dibawah
garis kemiskinan serta tidak
mempunyai pekerjaan untuk
mendapatkan pendapatan yang
lebih baik”oleh karena itu, ada
tiga sasaran berikut yang coba dikembangkan secara bersamaan.
a. Membuka lapangan pekerjaan
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan
c. Memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
Setelah
itu konsep pendekatan kebutuhan pokok diperluas dengan memasukan beberapa unsure
kebutuhan pokok yang
bersifat nonmaterial, yang
bila digabungkan akan
bisa digunakan sebagai tolak
ukur guna melihat
kualitas kehidupan (quality
of life) dari kelompok
yang berbeda dari
bawah garis kemiskinan.
Sementara itu, sujadmiko menyarankan bahwa pendekatan ini
harus diterapkan secara konfrehensif dan melibatkan masyarakat di
pedesaan dan sector
informal dengan mengembangkan
potensi, kepercayaan dan kemampuan
masyarakat itu sendiri
untuk mengorganisir diri
serta membangun sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki.
Hal yang menarik
dari pendekatan ini adalah
perhatiannya terhadap masyarakat
yang berada dibawah
kemiskinan dan penghargaan
terhadap gerakan mereka yang ada di bawah.
FAKTOR
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada
dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi
adalah tujuan yang khendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi
tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumilasi kapital
rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang
berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar