Kamis, 24 Oktober 2013

Pernalaran Induktif

Pernalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam pernalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil simpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Jika seseorang melakukan pernalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat - syarat dalam menalar dapat dipenuhi, diantaranya :
1.      Suatu pernalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah
2.      Dalam pernalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semuapremis harus benar.
Dalam metodenya, pernalaran terbagi atas dua jenis, yaitu pernalaran induktif dan pernalaran deduktif. Namun pada kesempatan kali ini, saya hanya akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai pernalaran induktif.
            Metode pernalaran induktif adalah adalah suatu pernalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari pernalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Ada 3 jenis pernalaran induktif, yaitu : 

1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses pernalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh :
Jika dibakar botol minum akan meleleh, jika dibakar sedotan akan meleleh, dan jika  emberpun dibakar akan meleleh, jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh.
Macam macam Generalisasi
1.      Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua,
Contoh:
-Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.

2.      Generalisasi tidak sempurna adalah merupakan generalisasi dimana simpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
-Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu simpulan. simpulan yang diambil dengan analogi, yaitu simpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan Analogi
    - Meramalkan kesamaan
    - Menyingkap kekeliruan
    - Menyusun sebuah klasifikasi

Contoh 1:

    Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

Contoh 2:
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

3. Kausal
Kausal adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.

Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a.       Sebab akibat
 Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju simpulan sebagai akibatnya.
Contoh :
Karena warga sering buang sampah sembarangan, maka daerah ciputat sering banjir.

b.      Akibat sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh :
Zero mendapat IPK 3.85, karena Zero rajin belajar.

c.       Akibat akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Gunung semeru mulai aktif dan mengeluarkan gas panas, para penduduk yang hidup di kaki gunung semerupun akhirnya harus mengungsi dari sana. Werdhibuana organisasi pencinta alam SMAN 73 harus mengundur jadwalnya ke gunung semeru setelah mendengar kabar bahwa gunung semeru mulai mengeluarkan gas panas.




Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Generalisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran